Ini Merupakan blog pribadi saya, sebagai arsip pribadi yang bisa disaksikan untuk umun dan semoga bermanfaat, Berisi Ilmu Pendidikan, Info Unik, Terbaru, Cerita Seru, Tugas Kuliah, dan Masih banyak lagi.

Thursday 29 January 2015

Variasi Gaya Mengajar



A.    Pengertian Variasi Mengajar

Pengertian “variasi menurut kamus ilmiah popular adalah ‘selingan’, selang-seling, atau pergantian. Udin S. Winataputra (2004) mengartikan “variasi” sebagai keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Adapun variasi mengajar merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar mengajar adakalanya siswa, bahkan guru mengalami kejenuhan. Hal ini tentu menjadi problem bagi tercapainya tujuan pembelajran. Untuk mengatasi kejenuhan itu perlu diciptakan situasi dan kondisi belajar mengajar yang bervariasi. Kejenhuhan siswa dalam memperoleh pelajaran dapat diamati selama proses belajar mengajar berlangsung seperti kurang perhatian, mengantuk, mengobrol dengan sesama teman atau pura-pura mau kekamar kecil hanya untuk menghindari kebosanan. Karenanya, pengajaran yang bervariasi sangat urgen sehingga situasi dan kondisi belajar mengajar berjalan normal.

B.     Prinsip Penggunaan Variasi Gaya Mengajar

Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi focus perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang gurupun yang ingin agar siswa tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian siswa tidak mau memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi pelajaran tertentu.
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi mengajar, dan harus benar-benar diperhatikan dan dihayati guna mendukung tugas mengajar dikelas .
Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1.      Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.      Menggunakan variasi secara lancardan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.
3.      Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Biasanya terdapat dua umpan balik yaitu umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan ketertiban siswa. Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

C.    Tujuan Variasi Mengajar

Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Orang akan lebih suka bila hidup itu di isi dengan variasi dalam arti yang positif. Begitupun sama halnya seperti saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, sangat penting diterapkannya variasi mengajar, supaya tidak dapat menimbulkan kejenuhan bagi siswa ataupun gurunya, dan pembelajaran tidak menjadi monoton.
 Bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan adanya variasi dalam mengajar siswa. Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa. Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan dan kemauan belajar. Keterampilan dalam mengadakan variasi ini lebih luas penggunaannya dari pada keterampilan lainnya, karena merupakan keterampilan campuran atau diintegrasikan dengan keterampilan yang lain. Misalnya, variasi dalam memberikan penguatan, variasi dalam memberi pertanyaan, dan variasi dalam tingkat kognitif.
Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukkan adanya perubahan gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, adanya perubahan dalam pola interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses daripada produk. Penggunaan variasi terutama ditujukkan pada perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah :

1.      Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevansi Proses Belajar Mengajar

Di dalam proses belajar mengajar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena hal itu akan menyebabkan siswa kurang mengerti akan bahan yang diberikan guru. Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan. Berbagai faktor memang mempengaruhinya, misalnya: faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi di luar kelas yang dirasakan siswa lebih menarik daripada materi pelajaran yang diberikan guru, siswa kurang menyenangi materi pelajaran yang diberikan guru.
Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru dan materi pelajaran yang diberikan guru dapat diatasi dengan pemilihan variasi pembelajaran yang sejalan dengan gaya belajar siswa.
Perhatian siswa dalam proses belajar mengajar lebih fokus karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang dijelaskan guru, akan mendukung tercapainya tujuan pelajaran yang dicapai. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan dalam diri siswa. Fokus perhatian siswa adalah masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konsteks pencapaian tujuan pembelajaran.
Variasi mengajar mampu meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum. Siswa menjadi aktif selama proses belajar mengajar berlangsung.

2.      Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi didalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu memberikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak didalam diri setiap siswa selama pengajaran langsung. Dalam proses belajar mengajar dikelas, tidak semua siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi seorang siswa menyenanginya, tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan. Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaranyang diberikan, bukanlah maslah bagi guru. Karena didalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi, yaitu motivasi instrisik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di sekitarnya sangat dapat mengganggu perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan.
Disini peranan guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.

3.      Membentuk Sikap Positif Terhadap Guru dan Sekolah

Adalah kenyataan yang tidak biasa dipungkiri bahwa di dalam kelas ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap seorang guru. Sikap negatif ini tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh guru tersebut juga tidak disenangi. Acuh tak acuh selalu ditunjukkan lewat sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran kelas.
Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Gaya belajar guru tak sejalan dengan gaya belajar siswa. Metode mengajar yang digunakan itu-itu saja. Misalnya, hanya menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar dikelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode mengajar yang lain. Misalnya, metode diskusi, resitasi, tanya jawab, problem solving atau cerita.
Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santainya dikursi, tidak perduli bagaimana tingkah laku dan perbuatan anak didik, gaya mengajar seperti itu adalah jalan pengajaran yang cepat membosankan. Guru kurang dapat menguasai keadaan kelas. Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut-sudut kelas. Akibatnya jalan pengajaran kurang menguntungkan bagi kedua belah pihak, yaitu guru dan siswa. Guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa ingin selalu dekat dengan guru. Apabila guru tidak ada dalam sehari saja, maka siswa tidak jarang selalu mempertanyakan guru tersebut. Siswa akan merasa rindu untuk selalu dekat di sisi guru dan belajar dengan semangat.
Guru yang seperti itu biasanya gaya mengajarnya dan pendekatannya yang sesuai dengan psikologis siswa. Variasi mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa. Disela-sela pengajaran sering diselangi humor dengan pendekatan yang edukatif, jauh dari sikap permusuhan.

4.      Memberikan Kemungkinan Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual

Sebagai seoarang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode, tatapi lebih banyak dari itu.
Karena diakui, penguasaan metode mengajar dalam jumlah yang banyak lebih memungkinkan guru untuk melakukan pemilihan metode mana yang dipakai dalam rangka menunjang tugasnya mengajar dikelas. Penguasaan terhadap bagaimana menggunakan media merupakan keterampilan lain yang juga diharuskan bagi seorang guru. Demikian juga penguasaan terhadap berbagai pendekatan dalam mengajar dikelas. Penguasaan dari ketiga keterampilan tersebut (Metode, media, pendekatan) memudahkan bagi guru melakukan pengembangan variasi mengajar. Tetapi, jika sebaliknya, maka sulitlah bagi guru mengembangkan variasi mengajar untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada disekolah. Fungsinya berguna sebagai alat bantu pengajaran, peraga dan sumber belajar.
Jika guru mampu menghadirkan pengajaran yang bervariasi maka dengan sendirinya akan memicu sekolah menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung bagi penggunaan pengajaran yang bervariasi. Atau setidak-tidaknyan siswa secara kreatif menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan ketika guru mengajar tersedia fasilitas yang memadai.

D.    Dimensi-dimensi Variasi Mengajar

Beberapa dimensi yang harus diperhatikan juga dalam variasi mengajar adalah sebagai berikut:

1.      Variasi Suara dan Sikap Guru

Suara guru memiliki peranan penting dalam melahirkan kualitas variasi mengajar. Karena itu, intonasi, nada, volume, dan kecepatan suara guru perlu diatur dengan baik. Umpamannya dalam melukiuskan atau mendramatisasikan suatu peristiwa atau kata, guru mesti mengetahui kata atau peristiwa yang harus mendapat penekanan. Penekanan ini penting agar siswa mengetahui hal-hal yang dianggap penting dari materi pelajaran yang disampaikan guru. Dalam konteks diatas, beberapa hal perlu diperhatikan guru, sebagai berikut:

a.      Penekanan

Penekanan dilakukan kepada beberapa peristiwa atau kunci dalam materi pelajaran yang tengah disampaikan agar siswa memahami aspek-aspen yang terpenting dari materi pelajaran yang diterimanya. Umpamanya guru menggunakan kalimat “sekali lagi bapak/ibu tekankan” atau “coba anda perhatikan dan lain sebagainya.

b.      Pemberian Waktu

Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, siswa perlu diberi waktu untuk menelaah kembali atau mengorganisasikan pertanyaan. Caranya setelah menjelaskan satu sub-bab materi guru berhenti sejenak sebelum melanjutkan pada sub-bab berikutnya. Ketika guru berhenti, siswa memiliki kesempatan untuk menelaah atau mungkin menyusun pertanyaan dari pernyataan-pernyataan guru yang belum jelas.

c.       Kontak Pandang

Selama menyampaikan materi  pelajaran, tidak dibenarkan seorang guru hanya memandang keluar, keatas atau kesiswa tertentu saja. Guru hendaklah berbagi pandangan kepada seluruh siswa. Bagi pandangan ini penting agar siswa merasa diperhatikan dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk ngobrol atau gaduh.

d.      Gerakkan Anggota Badan

Selama menyampaikan materi, seorang guru hendaklah tidak seperti patung ( berdiri saja) atau tidak seperti orang yang lumpuh (duduk saja). Guru perlu bergerak secara leluasa seperti mengelilingi siswa atau bergerak didepan kelas. Begitu juga gerakkan kepala keberbagai arah perlu dilakukan. Gerakkan ini penting agar merasakan kehadiran guru dalam setiap dirinya, seluruh ruang dan waktu.

e.       Pindah Posisi

Dengan bergerak, berarti guru tidak berada dalam satu posisi saja, melainkan ia berpindah-pindah. Perpindahan posisi ini selain bermanfaat bagi guru itu sendiri agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Perpindahan posisi guru hendaklah terdapat pada tujuan, umpamanya karena sebelah kanan kelas terdapat siswa yang ribut, maka dengan perpindahan posisi guru kesebelah kanan, siswa menjadi tidak ribut.

2.      Variasi Media dan Bahan Ajaran

Penggunaan media belajar akan menghindari kejenuhan siswa terhadap gurunya atau terhadapmateri pelajaran yang disampaikan guru. Melalui media, ada alih pandang, dengar dan objek perhatian yang mungkin lebih menarik dibandingkan dengan guru yang hanya berceramah saja, bahkan melalui media memungkinkan konsentrasi dan perhatian siswa terhadap pelajaran akan lebih baik.
Ada tiga komponen dalam variasi media, yaitu media pandang (visual), media dengar (audio), dan media taktik. Ketiga media ini harus digunakan secara bervariasi dalam arti berganti-ganti bahkan mungkin ketiganya digunakan.

3.      Variasi Media Pandang

Alat pandang yang dapat digunakan sebagai media pengajaran diantarnya, buku, majalah, globe, peta, fil, film strip. TV, radio, recorder,gambar dan sebagainya.
1)      Membantu pemaham konsep yang abstrak kepada penjelasan yang konkret.
2)      Agar anak didik memiliki perhatian optimal terhadap materi pelajaran.
3)       Membantu penumbuhan watak kreatif dan mandiri siswa.
4)      Mengembangkan cara berpikir siswa yang konsisten dan berkesinambunga.
5)      Memberikan pengalaman baru dan unik.

4.      Variasi Media Dengar

Guru yang hanya mengandalkan suara saja tampaknya tidak cukup bagi proses belajar anak didik. Karena itu, diperlukkan media lainnya yang memungkinkan anak lebih konsentrasi dan merasa ada pengalaman beru terhadap suara itu. Bisa saja guru merekam suaranya dirumah atau merekam suara lain yang pautu didengarkan dan punya relevansi dengan materi pelajaran.

5.      Variasi Media Taktik

Penggunaan media ini pada dasarnya  merangsang siswa untuk kreatif. Umpamanya, guru memeperlihatkan dan menjelaskan tentang peta pulau jawa, setelah itu siswa disuruh untuk menggambar peta tersebut. Cara ini akan memudahkan siswa untuk mengingat pulau atau nama-nama kota, sungai, pasar, dan lain sebagainya yang terdapat dalam pulau tersebut.

6.      Variasi Interaksi

Variasi dalam pola interaksi yang lazim dilakukan guru ada dua hal yaitu :
a.       Siswa bealajar atau melakukan aktivitas lainnya dalam ruang lingkup pembelajaran secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b.      Siswa hanya mendengarkan secara pasif sedangka guru berbicara secara aktif sehingga seluruh proses belajar mengajar didominasi guru. Namun diantara dua jenis tersebut jenis pertama akan lebih baik. Sekalipun yang ideal adalah guru dan siswa memiliki peranan yang proporsional.
c.       Dalam arti, guru tidak mendomonisasi kelas, dan siswa juga memiliki kebebasan tanpa berarti tidak ada kendali guru. Maka dalam konteks interaksi ini hendaklah guru berdiri ditengah-tengah.           

E.     Manfaat Variasi Gaya Mengajar

Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW menerapkan pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabatnya), agar mereka tidak merasa jemu dalam belajar, tersirat dalam sebuah hadist yang artinya “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata: Nabi SAW berselang-seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan”. (HR. Bukhari).
Manfaat variasi gaya mengajar menurut Uzer Usman adalah:
1.      Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.
2.      Untuk member kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3.      Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4.      Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Dari beberapa manfaat diatas maka dapat diambil intinya, yaitu:
1.      Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang relevan.
2.      Member kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan berfungsinya motivasi belajar.
3.      Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup.
4.      Member pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar.
5.      Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.


Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa variasi mengajar merupakan perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Variasi mengajar juga merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar.
Tujuan variasi mengajar ada 4 yaitu :
1.      Agar perhatian siswa meningkat
2.      Memotivasi siswa
3.      Menjaga wibawa guru
4.      Mendorong kelengkapan fasilitas pengajaran
Penggunaan variasi belajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang didasarkan pada rujukkan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut maka seorang guru dituntutan kearifan dalam menggunakan variasi mengajar. Dimensi-dimensi variasi  mengajar yang harus diperhatikan ada 3 yaitu yang pertama: variasi suara dan sikap guru kedua: variasi media dan bahan ajaran dan yang ketiga: variasi interaksi.

Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga segala kritik dan saran tetap kami harapkan terutama saran dan kritik dari Dosen pengampu Strategi Belajar Mengajar yaitu Eneng Martini,M.Pd. Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi target Tugas Strategi Belajar Mengajar. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya untuk semua yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA


-          Fathurrohman, Sutikno, 2007, Strategi belajar mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama.
-          https://beni64.wordpress.com/2008/12/30/keterampilan-mengadakan-variasi-gaya-mengajar/
-          danang-leo-handoko.blogspot.com/2012/01/keterampilan-memberikan-variasi-dalam.html
-          www.m-edukasi.web.id/2013/06/variasi-dalam-pembelajaran.html?m=1
-          yuvawel.blogspot.com/2010/01/pengembangan-variasi-mengajar-pada.html
-          nadlifahj.wordpress.com/2013/10/28/terampil-variasi-gaya-mengajar/

Variasi Gaya Mengajar Rating: 4.5 Diposkan Oleh: In sepiring inovation

0 komentar:

Post a Comment