Mata
Kuliah: Ilmu Alamiah Dasar
Oleh:.
Aziz
Faturrohman (NPM
13500077)
Cucu Cahyani (NPM 13500013)
Desi Sintia (NMP 13500016)
Farhan
Hajarudin (NPM 13500020)
Siti Wulandari (NPM 13500034)
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PASUNDAN CIMAHI
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat illahi rabbi, berkat
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makah Ilmu Alamiah dasar yang berjudul
“Asteroid”, semoga makalh ini dapat dipergukan sebagai mana mestinya.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih
kepada dosen yang bersangkutan selaku pembimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini
Selain itu kami menyadari akan banyaknya kekurangan
baik dari tata bahasa maupun isi dari makalah ini, dan kami menerima kritik dan
sarannya.
Akhir kata semoga makalah ini bias bermanfaat
khususnya bagi kami sebagai penulis dan bagi semua yang membacanya.
Cimahi,
19 November 2014
Penulis
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Alam semesta tak terkira luasnya, terdapat kira-kira lebih dari 100 miliar
galaksi. Galaksi adalah suatu sistem bintang yang berjumlah miliaran. Tata
surya kita adalah salah satu anggota galaksi Milky Way (galaksi Bimasakti).
Sistem tata surya terdiri atas matahari sebagai pusat, yang di kelilingi
delapan planet dan bulan-bulannya serta benda-benda kecil antar planet, di
antaranya adalah asteroid, komet dan meteoroid. Dan delapan planet yang
mengitari matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus & Neptunus.
Benda-benda antar planet dalam
tata surya adalah Asteroid, Komet dan Meteoroid. Asteroid merupakan bongkah-bongkahan
batuan yang terdapat dalam sabuk Asteroid, antara Mars dan Jupiter.
Dalam makalah ini penulis akan
menjelaskan mengenai pengertian asteroid, penemu-penemu asteroid dan asteroid
yang beresiko menghantam bumi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang di maksud dengan Asteroida ?
2.
Apa
saja teori-teori yang berhubungan dengan asteroid?
3.
Apakah
asteroid berpotensi membahayakan bumi?
4.
Dimana
asteroid berpotensi membahayakan bumi?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui asterioda dalam membahayakan bumi.
2.
Untuk
mengetahui teori-teori yang berhubungan dengan asteroid.
3.
Untuk
mengetahui siapa saja penemu asteroid.
4.
Untuk
mengetahui letak asteroid yang berpotensi membahayakan bumi
BAB II
ASTEROIDA MEMBAHAYAKAN BUMI
A. Pengertian Asteroid
Pada tahun 1801, Piazzi seorang astronom bangsa Itali melakukan observasi
dengan teleskop menemukan benda langit yang berdiameter lebih kurang 2 km
beredar mengelilingi Matahari. Dalam beberapa tahun kemudian ternyata ditemukan
pula beberapa benda semacam itu. Benda-benda itu mengorbit mengelilingi
Matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter. Pada awalnya orang menyebut.
Pada awalnya orang menyebut benda ini sebagai planet, tetapi karena
ukurannya jauh lebih kecil dari planet dan benda-benda ini sangat banyak
jumlahnya. Maka benda-benda langit ini disebut asteroid atau planetoid (planet
kecil). Jadi, asteroid adalah benda-benda langit berukuran kecil yang
mengelilingi matahari pada lintasan tertentu. Bentuk sisinya tidak beraturan
sehingga orang mengatakan bahwa asteroid adalah pecahan-pecahan sebuah benda
langit. Bentuk lintasannya menyerupai lingkaran.
Jumlah asteroid tidak hanya satu melainkan puluhan, ratusan bahkan
milyaran. Pada saat ini tercatat sebanyak 1.600 asteroid, tetapi jumlah
sebenarnya tidak kurang dari 100.000 buah dengan massa keseluruhan hanya
sekitar 0,001 dari massa bumi.
Karena banyak nya asteroid yang berkumpul di antara Mars dan Jupiter
maka para astronom menyebut kawasan ini sebagai Sabuk Asteroid. Bentuk dari
asteroid sendiri tidaklah seperti bumi dan bintang yang cenderung berbentuk
bulat. Ada yang berbentuk batu lonjong dan ada pula yang berbentuk batu tak
beraturan. Ukurannya pun bermacam-macam mulai dari 1 meter hingga puluhan
meter. Komposisi bahan pembentukannya pun bermacam-macam, ada yang mayoritas
tersusun dari batu dan ada pula yang tersusun dari besi. Jika asteroid ini
melewati atmosfer bumi maka asteroid ini berganti nama menjadi Meteor dan
ketika ia jatuh ke bumi maka ia akan berubah nama lagi menjadi Meteorit.
Asteroid terbesar adalah Ceresyang yang mempunyai diameter kira-kira 772
km. Diduga 2% dari asteroid mempunyai diameter lebih dari 60 km. Asteroid
berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma
("ekor") sementara asteroid tidak.
B. Teori yang Berhubungan Dengan Asteroida
Para ahli astronomi menyatakan
dalam sebuah teori bahwa asteroid adalah sisa-sisa planet yang meledak
sebelumnya mengorbit matahari di antara orbit-orbit Mars dan Jupiter. Planet
tersebut bergerak hingga jarak yang terlalu dekat dengan Jupiter sehingga hancur
karena adanya gaya gravitrasi planet Jupiter. Kepingan-kepingan planet saling
berbenturan sehingga menyebabkan orbit-orbit yang berbeda.
Ada sebuah teori lain menjelaskan bahwa asteroid adalah
bongkahan-bongkahan benda-benda angkasa yang tidak pernah dapat membentuk
planet pada waktu sistem tata surya terbentuk. Hal ini karena adanya gaya
gravitasi dari planet Jupiter, yang menghalangi bongkahan-bongkahan benda
angkasa tersebut untuk saling menarik dan membentuk sebuah bentuk yang utuh.
Teori ”kiamat” pertama terjadi di bumi akibat tertabrak oleh asteroid.
Bencana yang terjadi sekitar 250 juta tahun silam ini memicu kepunahan
dinosaurus dan terjadinya perubahan sebaran struktur geologi planet kita.
C. Asteroid Membahayakan Bumi
Ilmuwan menemukan bukti baru yang menguatkan teori
”kiamat” pertama terjadi di bumi akibat tertabrak oleh asteroid. Bencana yang
terjadi sekitar 250 juta tahun silam ini memicu kepunahan dinosaurus dan
terjadinya perubahan sebaran struktur geologi planet kita.
Teori yang menyatakan bahwa pernah ada sebuah bintang atau benda langit
yang melesat ke bumi dan meluluhlantakkan segalanya memang sudah lama
dikemukakan. Namun teori tersebut masih menjadi pro dan kontra di kalangan
ilmuwan. Belum lama ini, ilmuwan dari University of Rochester menemukan
bukti baru yang memperkuat teori tersebut.
Di Antartika telah didapat sejumlah kandungan mineral langka yang hanya
terdapat dalam bebatuan purba. Kandungan yang diduga keras berasal dari meteor
bahan chondritic ini pertanda bahwa bahan tersebut berasal dari angkasa luar.
Asish Basu, ahli geokimia dari University of Rochester, New York, yakin bahwa
temuan tadi berasal dari periode Permian-Triassic yakni 251 juta tahun silam.
Pada masa itu pula sekitar 90 persen kehidupan laut dan 70 persen spesies darat
musnah begitu saja akibat suatu peristiwa besar.
Gas Kosmik
Pada 2001, ilmuwan Amerika Serikat (AS) juga sempat menemukan sejumlah
selubung kecil gas kosmik yang terjebak dalam bebatuan dari periode zaman
Permian-Triassic. Gas kosmik ini terdiri atas isotop helium dan argon yang
biasa terdapat pada angkasa luar bersama dengan atom karbon.
Molekul-molekul berbentuk bola yang dikenal dengan nama buckyballs atau
fullerenes ini sangat tidak biasa dijumpai di bumi, sebab biasanya bahan zat
ini tersimpan di dalam batuan angkasa luar.
Selubung gas ini berisi setidaknya 60 atom karbon dalam struktur
menyerupai bola kaki. Para ilmuwan meyakini bahwa fullerenes ini berasal dari
angkasa luar karena biasanya gas-gas ini memiliki rasio yang aneh dari isotop
yang disinyalir terbuat di atmosfer bintang yang meledak sebelum matahari ada.
Sejumlah selubung gas juga ditemukan di situs-situs di Jepang, Cina dan
Hungaria di mana masih tertinggal lapisan sedimen dari masa Permian-Triassic.
Para ilmuwan juga memperkirakan jenis asteorid atau komet apa yang telah
menabrak bumi dan memicu kepunahan massal. Diduga asteroid tersebut berukuran
antara enam hingga 12 kilometer panjangnya.
Perkiraan ukuran ini didapat dari dua faktor, yakni kalau ukuran asteroid
itu lebih kecil dari enam kilometer maka efek yang ditimbulkannya tidak akan
begitu besar. Dan apabila lebih besar dari 12 kilometer maka akan terdapat
lebih banyak selubung gas misterius di seantero dunia.
Tidak semua ilmuwan setuju dengan teori tersebut. Kalangan ilmuwan lain
membuktikan bahwa beberapa spesies masih tetap bisa bertahan hidup atas kondisi
apa pun yang terjadi saat itu.
Dengan kata lain, bencana yang dianggap sangat besar tidak terlalu
mengganggu kehidupan organisme masa itu. Rekaman dari temuan fosil
memperlihatkan beberapa spesies daratan masih bertahan hidup sampai sekarang
walau telah mengalami evolusi bentuk. Sebut saja reptil purba yang bernama
procolophonoids. Mereka masih bisa terus bertahan hidup setelah masa
dinosaurus. Sementara bagaimana sejumlah hewan vertebrata masih terus hidup
hingga hari ini masih menjadi misteri.
Dua Ledakan
Ada pula sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa kepunahan massal bumi
disebabkan oleh ledakan berkali-kali gunung berapi. Dr Luann Becker dari
University of Washington berargumen, ”Untuk bisa memusnahkan 90 persen makhluk
hidup perlu ledakan atau serangan lebih dari satu arah.” Kepunahan yang terjadi
251 juta tahun silam merupakan kepunahan terbesar dalam sejarah bumi.
Setidaknya ada 15.000 spesies yang musnah karenanya. Maka sangat logis kalau
ledakan yang terjadi bukan hanya sekali namun berkali-kali. Dan itu bisa saja
berasal dari bawah permukaan bumi, yakni lava yang tersimpan di seantero
kedalamannya. Namun ada pula teori yang menyatakan bahwa tabrakan asteorid yang
mengenai bumi bisa jadi berasal dari dua arah berbeda. Atau bisa pula memang
ada dua kali bencana besar yang menyebabkan dua kali kepunahan massal di bumi.
”Keduanya sama-sama membuat dinosaurus lenyap dari bumi,” komentar Poreda.
Pada tahun 1996 Poreda dan Becker menemukan selubung gas fullerenes di
sebuah cekungan besar di Kanada yang disinyalir berasal dari angkasa luar dua
miliar tahun silam. Usia ini jauh lebih tua dibanding dengan perkiraan asteroid
menabrak bumi yang terjadi 250 juta tahun lalu.
D. Penemuan Asteroid yang Berpotensi Membahayakan Bumi
Dr. Nakamura, seorang astronom dari Jepang membuat sejumlah penemuan
lain tentang asteroida. Mereka percaya bahwa debu telah terbaring pada permukaan
asteroida selama kira-kira delapan juta tahun.
Sebuah asteroid yang termasuk di dalam daftar batu angkasa berpotensi
membahayakan bumi ditangkap kamera melalui planet kita. Ternyata, ukurannya
lebih besar daripada yang diperkirakan para astronom. Asteroid itu melewati
bumi pada 19 April dan datang dalam 1,5 juta mil (2,4 juta km) dari Bumi. Ini
kira-kira enam kali jarak antara Bumi dan bulan. Para astronom menggunakan
sistem radar planet pada teleskop radio Arecibo terkenal di Arecibo, Puerto Rico,
untuk memoto asteroid, bernama 2005 YU55, selama empat hari yang dimulai pada
19 April. Foto itu memperlihatkan asteroid tampak sebagiannya menyala saat
terbang melalui sistem surya. "Pada saat itu, kami telah
mengklasifikasikan 2005 YU55 sebagai ancaman potensial," kata Steve
Chesley, seorang ilmuwan dengan Near-Earth Object Program Office NASA di Jet
Propulsion Laboratory di Pasadena, California.
Chesley mengatakan pengamatan Arecibo terbaru itu memungkinkan para
astronom untuk tidak memperkirakan 2005 YU55 memukul Bumi sampai 100 tahun ke
depan. Tambahan pengamatan yang lebih baik akan membantu memperbaiki perkiraan
tersebut. Pengamatan Arecibo mengungkapkan beberapa rincian baru yang tak
terduga tentang batu angkasa yang dekat itu. Para astronom menemukan bahwa
asteroid tersebut berukuran sekitar 1.300 kaki (400 meter) dan dua kali lebih
besar dari dugaan sebelumnya.
Asteroid 2005 YU55 pertama kali ditemukan oleh astronom Robert McMillan,
tim deteksi Spacewatch, pada 28 Desember 2005. Dan ini bukan satu-satunya
kesempatan para astronom untuk mempelajari 2005 YU55. Pada 8 November 2011,
asteroid tersebut akan menyelesaikan perjalanan mengelilingi matahari dan
mampir ke Bumi lagi dengan memasuki orbit bulan. Asteroid ini seharusnya
terbang pada jarak 191.120 mil (307.577 km), sekitar delapan per
sepuluh jarak antara Bumi dan Bulan. Jarak dari bumi ke bulan adalah
rata-rata sekitar 238.900 mil (384.472 km). Asteroid tersebut tidak menimbulkan
risiko yang berdampak pada Bumi saat kembali tahun depan. Tapi, para astronom
akan terus mengawasinya.
Selain itu ada pula yang digolongkan berbahaya bagi bumi (Potentially
Hazardous Asteroid/PHA) telah ditemukan. Robert Holmes, seorang astronom dari
Astronomical Research Institute menemukan asteroid ini ketika melakukan
pengamatan sebuah asteroid lain pada 31 Januari 2009. Pada saat itu Holmes
sedang melakukan pengamatan lanjutan asteroid 2008 EV5. Holmes sendiri aktif
mengoperasikan teleskopnya di Astronomical Research Institute, yang merupakan
bagian dari program NASA’s Near Earth Observation dan proyek Killer Asteroid.
Hanya dalam beberapa tahun, Holmes telah menemukan 250 asteroid, 6 Supernova,
dan 1 komet. Selain itu dia juga memproduksi foto astronomi untuk kepentingan
pendidikan dan keperluan publik.
Beberapa jam setelahnya seorang guru dari Ranger High School Texas dan
murid dari Bulgarian Academy of Science, K. Dankov, juga mengidentifikasi
adanya asteroid ini. Penemuan objek yang juga tergolong sebagai NEO (Near Earth
Object) ini juga telah dikonfirmasi oleh Silver Spring Observatory, Sandlot
Observatory, dan Magdalena Ridge Observatory. Objek ini diduga sebagai objek
yang memiliki kemungkinan menumbuk bumi setelah tahun 2042. Asteroid ini juga
telah dimasukkan dalam daftar objek yang beresiko di website NASA/JPL dan
sampai saat ini telah terdaftar 1015 PHA termasuk asteroid ini.
Asteroid yang dinamakan 2009 BD81 ini akan mendekati bumi pada 27
Februari 2009 dan berada pada jarak tujuh juta km dari bumi. Pada tahun 2042
diperkirakan asteroid ini akan berada pada jarak 31.800 km dari bumi dan akan
semakin mendekat pada tahun 2046. Data dari NASA/JPL menunjukkan 2009 BD81 termasuk
asteroid berukuran kecil dengan diameter 0.314 km dan memiliki 10 kemungkinan
tumbukan yang beresiko dalam kurun waktu 100 tahun dimulai dari tahun 2042.
Akan tetapi Holmes juga menyatakan kemungkinan asteroid ini menumbuk bumi dalam
rentang waktu 33 tahun ke depan sangat kecil. Pengamatan lebih lanjut sangat
diperlukan agar pengetahuan tentang orbit asteroid ini dapat ditentukan dengan
tepat.
Asteroid yang diperkirakan bisa menyebabkan bencana seperti yang
menyebabkan kepunahan dinosaurus. Meski demikian, ternyata tidak ada satu pun
dari asteroid tersebut yang membahayakan Bumi dalam beberapa abad ke depan.
“Kita sekarang tahu di mana mereka dan ke mana mereka pergi. Ini benar-benar
mengurangi risiko kita untuk dihantam,” kata Amy Mainser dari Jet Propulsion
Laboratory NASA di Pasadena dalam konferensi pers, Kamis (29/9/2011).
Salah satu asteroid raksasa yang terbesar memiliki diameter 1.000 meter.
Jumlah asteroid raksasa yang ditemukan ada 911 buah dari 981 buah yang
diperkirakan ada. Selain berhasil mengidentifikasi 90 persen asteroid raksasa,
NASA juga berhasil mengetahui bahwa asteroid-asteroid berukuran sedang berjumlah
44 persen lebih sedikit dari yang diperkirakan. Ilmuwan belum menemukan
asteroid sedang yang bisa menghancurkan kota metropolitan. Meski demikian,
ditegaskan bahwa lebih sedikit bukan berarti tak ada ancaman. “Lebih sedikit
bukan berarti tidak ada. Masih banyak yang harus ditemukan di luar sana,” kata
Mainser seperti dikutip AP.
Sebelumnya diperkirakan ada sekitar 30.000 asteroid ukuran sedang.
Namun, perhitungan terakhir hanya mendapati sekitar 19.500 asteroid. Jumlah
asteroid dengan ukuran diameter 100-1.000 meter yang telah ditemukan saat ini
ada 5.200 buah. Informasi terbaru mengenai jumlah asteroid ini berasal dari
hasil observasi wahana antariksa Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE)
yang diluncurkan pada 2009. Wahana antariksa ini bertugas mencari obyek dekat
Bumi, galaksi, bintang, dan obyek target kosmos lainnya. Tak seperti wahana
antariksa lainnya, WISE bisa mendeteksi obyek gelap dan terang sehingga bisa
memberikan data lebih akurat.
WISE mengambil sampel asteroid dengan berbagai ukuran, lalu
memperkirakan jumlah populasi yang ada sebenarnya. WISE tidak dilengkapi dengan
perangkat pendeteksi jutaan asteroid ukuran mini yang berpotensi menghantam
Bumi. Saat ini, WISE sedang ada dalam kondisi “hibernasi” atau tak beraktivitas
mendeteksi obyek dekat Bumi apa pun. Dengan keberhasilan
mengidentifikasi asteroid ini, NASA berhasil mencapai target yang
ditetapkan kongres pada 1998. Saat ini, NASA menyusun target untuk menemukan 90
persen dari asteroid-asteroid yang ada yang berukuran sekitar 150 meter.
Dikatakan, proyek ini sudah berjalan 35 persen.
BAB III
PENUTUP
1.4 KESIMPULAN
1. Asteroid
adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada
meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya.
2.Asteroid
merupakan benda langit yang mengorbit Matahari dan terletak antara planet Mars
dan Jupiter. Jumlah asteroid tidak hanya satu melainkan puluhan, ratusan bahkan
milyaran.
3.Sebuah asteroid
yang digolongkan berbahaya bagi bumi (Potentially Hazardous Asteroid/PHA) telah
ditemukan. Robert Holmes, seorang astronom dari Astronomical Research Institute
menemukan asteroid ini ketika melakukan pengamatan sebuah asteroid lain pada 31
Januari 2009
4.Salah
satu asteroid raksasa yang terbesar memiliki diameter 1.000 meter. Jumlah
asteroid raksasa yang ditemukan ada 911 buah dari 981 buah yang diperkirakan
ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2106433-pengertian-asteroid/
Dibuat
tanggal 25 Januari, 2011 . Diakses tanggal 29 November 2011
http://organisasi.org/sistem-tata-surya-pengelompokan-planet-gravitasi-satelit-revolusi-rotasi-dll
0 komentar:
Post a Comment