Model
desain sistem pembelajran yang dikemukakan oleh Dick Dan Carey (2005) telah
lama digunakan untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien,
dan menarik. Model yang dikembangkan didasarkan pada penggunaan pendekatan
sistem atau system approach terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem
pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan
evaluasi. Model ini terdiri atas beberapa komponen dan subkomponen yang perlu
dilakukan untuk membuat rancangan aktivitas yang lebih besar.
Adapun
komponen sekaligus merupakan langkah-langkah utama dari sistem pembelajaran
yang dikemukakan oleh Dick and Carey yaitu :
1.
Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran.
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam
menerapkan model desain sistem pembelajaran ini adalah menentukan kemampuan
atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menempuh program
pembelajaran. Hal ini disebut dengan istilah tujuan pembelajaran atau
Instructional Goal.
2. Melakukan
Analisis Instruksional.
Setelah melakukan identifikasi tujuan
pembelajaran, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis instruksional,
yaitu sebuah prosedur yang digunakan untuk menentukan keterampillan dan
pengetahuan relevan dan diperlukan oleh siswa untuk mencapai kompetensi atau
tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis instruksional, beberapa langkah
diperlukakan untuk mengidentifikasi kompetensi, berupa pengetahuan (cognitive),
keterampilan (psychomotor), dan sikap (atitudes) yang perlu dimiliki oleh siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran.
3. Menganalisis
Karakteristik Siswa dan Konteks Pembelajaran.
Selain melakukan analisis tujuan pembelajaran,
hal penting yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah analisis
terhadap karakteristik siswa yang akan belajar dan konteks pembelajaran. Kedua
langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan atau paralel.
4. Merumuskan
tujuan pembelajaran khusus.
Berdasarkan hasil analisis instruksional,
seorang perancang desain sistem pembelajaran perlu mengembangkan kompotensi
atau tujuan pembelajaran spesifik (Instructional Objectives) yang perlu dikuasi
oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum.
(Instructional Goal).
5. Mengembangkan
instrumen penilaian.
Berdasarkan tujuan atau kompetensi khusus yang
telah dirumuskan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat atau instrumen
penilaian yang mampu mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini dikenal
juga dengan istilah evaluasi hasil belajar. Hal penting yang perlu mendapatkan
perhatian dalam menentukan intrumen evaluasi yang akan digunakan adalah
instrumen harus dapat mengukur performa siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
6. Mengembangkan
strategi Pembelajaran.
Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan
sebelumnya, perancang program pembelajaran dapat menentukan strategi yang akan
digunakan agar program pembelajaran yang dirancang dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Strategi yang digunakan disebut dengan istilah
strategi pembelajaran atau instructional strategy.
7. Mengembangkan
dan Memilih Bahan Ajar.
Pada tahap ini, perancangan program
pembelajaran dapat menerapkan strategi pembelajaran yang telah dirancang dalam
tahap selanjutnya kedalam bahan ajar yang akan digunakan. Istilah bahan ajar
sama dengan media pembelajaran, yaitu sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pesan dari sumber belajar kepada siswa.
8. Merancang dan
Mengembangkan Evaluasi formatif.
Setelah draf atau rancangan program pembelajaran
selesai dikembangkan, langkah selanjutnya adalah merancang dan melaksanakan
evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data yang
terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran.
9. Melakukan
Revisi terhadap Program Pembelajaran.
Langkah akhir dari proses desain dan
pengembangan dalam melakukan revisi terhadap draf program pembelajaran.data
yang diperoleh dari prosedur evaluasi formatif dirangkum dan ditafsirkan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh program pebelajaran.
10. Merancang
dan Mengembangkan Evaluasi Sumatif.
Evaluasi sumatif merupakan jenis evaluasi yang
berbeda dengan evaluasi formatif. Jenis evaluasi ini dianggap sebagai puncak
dalam aktivitas model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carey.
Evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif
dan direvisi sesuai dengan standar yang digunakan oleh perancang program.
Sumber :
-
B. Uno Hamzah, Perencanaan
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Angkasa, 2014
-
Daryanto, Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
-
Syaodih R. I. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2010
-
Dimyati. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
-
Pidarta M. Perencanaan
Pendidikan Partisipasi Dengan Pendekatan Siste. Jakarta: Rineka Cipta, 2005
-
Hamalik, Oemar. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2001
youtube - videoodl
ReplyDeleteyoutube, youtube- youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube. youtube_ youtube. youtube. youtube_ youtube. youtube. youtube. youtube_ youtube mp4 youtube. youtube_ youtube. youtube_ youtube. youtube. youtube_ youtube.